Industri gula adalah salah satu industri tua yang pernah ada di negeri kita.

gambar gula pasir, sejarah pabrik gula tasikmadu, sejarah pabrik gula colomaduIndustri gula telah menempuh perjalanan panjang sejak masa kolonial Belanda. Setidaknya hingga kini pabrik-pabrik produsen gula yang beroperasi adalah peninggalan masa lalu yang sudah berusia senja.

Di Soloraya ada beberapa pabrik gula yang merupakan peninggalan masa kolonial. Dua di antaranya pernah dimiliki penguasa Mangkunegaran dengan Mangkunagoro IV sebagai pendirinya, yaitu PG Colomadu dan PG Tasikmadu.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) terlahir dengan nama Raden Mas Sudira pada hari Senin Paing, tanggal 8 Sapar, tahun Jimakir, windu Sancaya, tahun Jawa 1738, atau tahun Masehi 3 Maret 1811. Mangkunegoro IV sejak kecil  memiliki intelektual yang lebih jika dibanding dengan beberapa pendahulunya.

Mangkunegoro IV sebelum  menduduki jabatan sebagai raja, pernah diangkat sebagai patih jero (patih kedua) di dalam Istana sebelum Mangkunegoro III menyederhanakan struktur pemerintahan. Mangkunegoro IV juga merupakan tokoh yang sangat dekat dengan Pemerintah Hindia Belanda, bahkan pernikanannya dengan putri sulung Mangkunegoro III pun adalah hasil campur tangan Pemerintah Hindia Belanda.

Mangkunagoro IV yang terkenal dengan jiwa wirausahanya menanamkan modal dalam berbagai sektor usaha, termasuk industri gula. Pabrik yang pertama didirikannya adalah PG Colomadu di wilayah barat praja pada 1861. Sementara pendirian pabrik Tasikmadu di sebelah timur sepuluh tahun kemudian menjadi pertanda perkembangan pesat dalam bisnis gula Mangkunegaran.

Pembangunan industri perkebunan, terutama perkebunan tebu oleh Mangkunegara IV merupakan pilihan yang rasional karena sejumlah alasan.

Pertama, Gula merupakan produk ekspor yang pada waktu itu sedang naik daun di pasaran dalam negeri maupun internasional.

Kedua, Tanaman tebu sudah terbiasa ditanam di sejumlah tempat di wilayah Surakarta, termasuk Mangkunegaran yang di usahakan oleh para penyewa tanah bangsa barat.

Ketiga, Sumber-sumber pendapatan praja secara tradisional melalui pajak dan persewaan tanah dirasa tidak mencukupi.

Keempat, Kepentingan pihak trah Mangkunegaran untuk menunjukkan posisinya yang lebih menonjol dalam bidang ekonomi dibandingkan dengan ketiga Praja kejawen lainnya, yakni Kasunanan, Kasultanan dan Pakualaman.

Terkait dengan alasan di atas , pembangunan industri gula oleh Mankunegara IV adalah sebagai usaha memperluas lenenasan dari pengaruh Sunan dan Belanda dengan cara meniru eksploitasi yang menguntungkan seperti telah dilakukan oleh para pengusaha swasta Eropa. Keuntungan eksploitasi itu dapat digunakan untuk memperoleh pengaruh yang lebih besar terhadap raja-raja Jawa, dan juga Belanda

Industri gula Mangkunegaran terdiri dari dua pabrik gula, yaitu: pabrik gula Colomadu dan Tasikmadu. Kedua pabrik gula didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegoro IV (1853-1881), Pabrik gula Colomadu dirikan tahun 1861 di wilayah Malang Jiwan, sebelah barat ibukota Mangkunegaran, sedangkan pabrik gula Tasikmadu didirikan tahun 1871 di sebelah timur ibu kota praja itu, yakni di wilayah Karanganyar.

Keluarga trah Mangkunegaran berikutnya mampu mempertahankan bisnis ini hingga peralihan kepemilikan menjadi aset negara pasca proklamasi kemerdekaan. Kejayaan bisnis ini tak lepas dari status Mangkunegaran sebagai penguasa yang membuat rakyat merelakan lahannya untuk ditanami tebu.

Sistem sewa tanah yang berlaku juga memudahkan pemodal atau pemerintah saat itu untuk memiliki perkebunan. Minat Mangkunegara IV untuk melakukan kegiatan bisnis sebagai tambahan pendapatan praja, sesungguhnya melanjutkan tradisi nenek moyangnya, Mangkunegara I.

pabrik gula colomadu

PG Colomadu adalah salah satu peninggalan kejayaan Mangkunagaran pada abad ke-19. Pabrik ini didirikan oleh KGPAA Mangkunagara IV dan merupakan saksi bisu jaman keemasan agroindustri pada masa kolonial. Pabrik gula ini ditutup pada tahun 1998, mengikuti kecenderungan yang sama di berbagai tempat di Jawa, yang tidak ada tempat lagi lahan untuk ditanami tebu.

 pabrik gula tasikmadu jawa tengah

Pabrik Gula Tasikmadu juga difungsikan sebagai Taman Agrowisata, dengan nama Sondokoro, terdapat wisata produksi tebu dan pengoperasian kereta tebu untuk wisatawan, tersedia juga taman dan tempat hiburan berupa live music pada hari libur.

Demikian artikel berjudul  Riwayat Industri Gula Mangkunegaran.
Semoga bermanfaat-

Referensi
  • Pringgodigdo, A.K., Geschiedenis der Ondernemingen van het Mangkoenegorosche Rijk, (‘s-Gravenhage: Nijhoff, 1950): Reksopustoko  Mangkunegaran, hal 47-49.
  • Wasino,   Nasionalisasi Pabrik gula Mangkunegaran, Yogyakarta: UGM pers, 2004,
  • Gambar: http://www.panoramio.com/photo/75834441