sejarah biografi riwayat hidup jendral sudirman, foto Jenderal Sudirman
Jenderal Soedirman (baca: Sudirman) (1916-1950)

Beliau dilahirkan di Bodas Karangjati Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916, dari keluarga rakyat biasa. Ayahnya bermama Karsid Kartoworidji dan ibunya bernama Siyem. Sejak lahir beliau diambil anak angkat oleh Tjokrosoenaryo, kakak ipar ibunya, yang saat itu menjadi Camat (assisten Wedono) di Rembang dan Purbalingga.

Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta tapi tidak sampai tamat. karena semenjak Pak Tjokro meninggal pada 1934 tidak ada lagi yang membiayai. Soedirman saat itu juga giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap

Pada jaman pendudukan jepang beliau mengikuti pendidikan tentara PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor. Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan Batalyon di Kroya Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi V/Banyumas.


Sesudah kemerdekaan Indonesia di proklamirkan, beliau diangkat menjadi Ketua Badan Keamanan Rakyat (BKR) daerah Banyumas. Sesudah TKR terbentuk (dulunya BKR), dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia, dan dilantik oleh Presiden Soekarno dengan Pangkat Jendral pada tanggal 18 Desember 1945 di Yogyakarta.

Nama Soedirman semakin terkenal setelah selesainya Perang Ambarawa (Palagan Ambarawa) dimulai 12 Desember kemudian pada  15 Desember 1945 TKR pada saat itu mampu memukul mundur tentara Belanda ke Semarang. Untuk mengenang hal tersebut pada tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri.

Pada saat perang melawan Agresi Belanda II (1948-1949) beliau menjadi tokoh simbol perjuangan karena terus memimpin perang gerilya dari luar kota. Sepanjang delapan bulan berada di dalam pedalaman. Meskipun dalam keadaan sakit, beliau tetap memimpin dengan ditandu secara berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain,diantaranya: Jogjakarta, Surakarta, Madiun hingga Kediri dan pada tanggal 10 Juli 1949 Sudirman kembali ke Jogja.

Karena kesehatannya yang semakin memburuk karena TBC, maka Sudirman tinggal di pesanggrahan Tentara di Magelang.Akhirnya beliau wafat pada tanggal 29 Januari 1950. Jenasahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Jogjakarta.

Atas Jasa-jasa dan pengorbanan Sudirman ,maka pemerintah melalui SK Presiden No.025/1970 tanggal 20 Mei 1970 menetapkan Sudirman sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan dan pada tahun 1997 dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang, yaitu Soedirman, Haji Muhammad Soeharto, dan Abdul Haris Nasution.

Untuk mengenang beliau, banyak didirikan patung, monumen, sebagai nama jalan atau sebagai nama universitas. Patung dan monumen Jenderal Soedirman didirikan di banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya.

Banyak kota besar di Indonesia mempunyai jalan raya yang dinamakan "Jalan Jenderal Sudirman".
Sebuah perguruan tinggi negeri di Purwokerto, Jawa Tengah diberi nama Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Berlatih kepanduan di Hizbul Wathan dan menjadi guru di sekolah Muhammadiyah, Soedirman masuk tentara pada masa pendudukan Jepang. Karir Soedirman melejit di usia 29 tahun dengan terpilihnya sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Dikenang sebagai jenderal sederhana yang dekat dengan prajurit. 

Demikian riwayat singkat perjalanan hidup Jenderal Soedirman.
Semoga bermanfaat bagi anda. terimakasih telah berkenan berkunjung. 

*sumber gambar: indonesiaembassy.org