Demam "Gangnam Style" yang dipopulerkan rapper Korea Selatan, Psy, kini tengah melanda hampir ke seluruh dunia. Ya, hampir ke seluruh dunia, namun demam "Gangnam Style" tak menjangkiti Jepang.

Demam "Gangnam Style" yang dipopulerkan rapper Korea Selatan, Psy, kini tengah melanda hampir ke seluruh dunia. Ya, hampir ke seluruh dunia karena demam "Gangnam Style" tak menjangkiti Jepang.
Musik Korea atau K-pop cukup populer di Jepang. Namun, entah mengapa, pecinta musik di Jepang sejauh ini masih "imun" dari Psy dan gaya menunggang kudanya itu.

Di Korea Selatan, muncul spekulasi bahwa kurang mewabahnya "Gangnam Style" di Jepang terkait sengketa wilayah yang terjadi antara kedua negara itu.

Di banyak belahan dunia, bahkan di Inggris, "Gangnam Style" duduk di puncak tangga lagu terpopuler di negerinya Kate Middleton itu. Di AS, Psy duduk manis di peringkat dua tangga lagu Billboard. Di "Negeri Matahari Terbit", "Gangnam Style" terdampar di tangga ke-30 tangga lagu iTunes Jepang.

Untuk membuat situasi lebih buruk, sejumlah blog musik Jepang menduga kesuksesan video Psy di YouTube—yang ditonton 530 juta kali—adalah manipulasi yang menggunakan perangkat lunak buatan Korea Selatan, "bots".

Pada Senin (22/10/2012), Korean Wave Research Institute (KWRI)—sebuah lembaga nonprofit yang didirikan pda 2010 untuk mempromosikan budaya Korea—menyerang balik.

Demi membantah tuduhan Jepang soal manipulasi YouTube, Presiden KWRI Han Koo-hyun mengatakan, argumen berlebihan Jepang itu sama dengan meragukan rekor dunia lari maraton Olimpiade.

"Skpetisisme atas popularitas lagu ini di YouTube adalah sebuah rasa iri yang biasa dilakukan anak sekolah dasar," kata Han dalam pernyataan resminya.

Untuk membandingkan dengan kesuksesan "Gangnam Style" di YouTube, Han mengambil contoh video Jepang yang berada di peringkat ke-29 yang sudah 237 juta kali ditonton.

Video itu menunjukkan seorang perempuan muda Jepang yang menjatuhkan sebutir permen mentos ke dalam botol diet coke yang membuat soda menyembur ke segala arah.

Han menggambarkan video itu sebagai karya yang paling "fantastis dan hebat" dari daftar 30 video paling banyak ditonton di YouTube.

"Itu adalah contoh lain video buruk yang disukai orang Jepang," ujar Han.

Akan tetapi, ada teori yang lebih masuk akal mengapa Psy tidak terlalu booming di Jepang. Tak seperti musisi Korea Selatan lainnya yang memasuki pasar Jepang, Psy tidak membuat versi bahasa Jepang dari lagu-lagunya.


Sumber :
Kompas.com / AFP